Wednesday, December 26, 2012

Inggris Anggap Starbucks Malas Bayar Pajak

Pajak selalu dianggap memberatkan oleh para pengusaha. Beberapa di antara perusahaan-perusahaan besar bahkan melakukan berbagai cara untuk menghindari pungutan ini. Di Inggris, parlemen mengkritik sejumlah perusahaan global karena hanya membayar pajak dengan jumlah sedikit atau bahkan tidak sama sekali.

Di antara perusahaan besar yang dikritik adalah Starbucks dan Amazon. Ketua Komisi Anggaran Umum Parlemen, Margaret Hodge, menilai, badan pajak dan cukai HRMC harus lebih tegas dalam menghadapi para penghindar pajak.

Apalagi, perusahaan-perusahaan internasional itu meraup hasil penjualan ratusan juta poundsterling setiap tahun.

Starbucks, misalnya, mendapatkan hasil penjualan £400 juta di Inggris tahun lalu, namun tidak membayar pajak sama sekali karena sebagian besar keuntungan yang didapat dikirimkan ke perusahaan cabang di Belanda dalam bentuk royalti.

HMRC mengatakan telah meminta perusahaan internasional itu untuk membayar pajak berdasarkan hukum di Inggris. Perusahaan-perusahaan yang berkantor di Inggris disyaratkan membayar pajak perusahaan dari keuntungan tempat perusahaan itu beroperasi.

Masih dianggap tak wajib

Laporan komite parlemen itu diterbitkan setelah mendengar bukti dari para eksekutif Starbucks, Google dan Amazon tentang jumlah pajak perusahaan yang dibayar di Inggris.

Hodge khawatir pembayaran pajak perusahaan dianggap sebagai sesuatu yang tidak wajib seperti tindakan sukarela.

"Perusahaan-perusahaan global ini mendapat keuntungan di Inggris. Yang kami tekankan adalah, bila ada aktivitas ekonomi di Inggris, dan ada keuntungan maka harus bayar pajak," tandas Hodge.

Starbucks saat ini tengah mengadakan pembicaraan dengan HMRC terkait jumlah pajak yang mereka bayar selama ini.

Menteri Keuangan Inggris George Osborne akan menggunakan dana sebesar £154 juta untuk melacak perusahaan besar dan orang-orang kaya yang menghindari pajak.

Sumber : Kontan.co.id / 5 Desember 2012

No comments:

Post a Comment