Pajak selalu dianggap memberatkan oleh para pengusaha. Beberapa di
antara perusahaan-perusahaan besar bahkan melakukan berbagai cara untuk
menghindari pungutan ini.
Di Inggris, parlemen mengkritik sejumlah perusahaan global karena
hanya membayar pajak dengan jumlah sedikit atau bahkan tidak sama
sekali.
Di antara perusahaan besar yang dikritik adalah
Starbucks dan Amazon. Ketua Komisi Anggaran Umum Parlemen, Margaret
Hodge, menilai, badan pajak dan cukai HRMC harus lebih tegas dalam
menghadapi para penghindar pajak.
Apalagi, perusahaan-perusahaan internasional itu meraup hasil penjualan ratusan juta poundsterling setiap tahun.
Starbucks,
misalnya, mendapatkan hasil penjualan £400 juta di Inggris tahun lalu,
namun tidak membayar pajak sama sekali karena sebagian besar
keuntungan yang didapat dikirimkan ke perusahaan cabang di Belanda
dalam bentuk royalti.
HMRC mengatakan telah meminta perusahaan
internasional itu untuk membayar pajak berdasarkan hukum di Inggris.
Perusahaan-perusahaan yang berkantor di Inggris disyaratkan membayar
pajak perusahaan dari keuntungan tempat perusahaan itu beroperasi.
Masih dianggap tak wajib
Laporan
komite parlemen itu diterbitkan setelah mendengar bukti dari para
eksekutif Starbucks, Google dan Amazon tentang jumlah pajak perusahaan
yang dibayar di Inggris.
Hodge khawatir pembayaran pajak perusahaan dianggap sebagai sesuatu yang tidak wajib seperti tindakan sukarela.
"Perusahaan-perusahaan
global ini mendapat keuntungan di Inggris. Yang kami tekankan adalah,
bila ada aktivitas ekonomi di Inggris, dan ada keuntungan maka harus
bayar pajak," tandas Hodge.
Starbucks saat ini tengah mengadakan pembicaraan dengan HMRC terkait jumlah pajak yang mereka bayar selama ini.
Menteri
Keuangan Inggris George Osborne akan menggunakan dana sebesar £154
juta untuk melacak perusahaan besar dan orang-orang kaya yang
menghindari pajak.
Sumber : Kontan.co.id / 5 Desember 2012
No comments:
Post a Comment